Rabu, 27 Oktober 2010
SMPN 2 Tempuran Diguyur Hujan Abu
Dampak erupsi gunung Merapi hari Selasa (26/10/2010) dirasakan pula di lingkungan SMP N 2 Tempuran. Hujan abu dan pasir yang terjadi hari Selasa malam menyebabkan lingkungan sekolah tertutup debu dan pasir yang lumayan tebal. Beruntung ada hujan turun malam hari itu, sehingga dapat menyapu debu dan pasir walaupun belum sempurna. Hari Rabu (kesesokan harinya) abu dan pasir masih nampk menempel dan bertebaran di lingkungan sekolah, sehingga agak mengganggu proses belajar mengajar.
Bagi guru dan staff TU yang menggunakan motor dan mobil debu yang beterbangan menyebabkan kotor pada pakaian maupun bodi motor atau mobil. Semoga cepat normal kembali Sang Gunung teraktif di dunia !
Rabu, 10 Februari 2010
Ujicoba Ujian Nasional ke 2
Pelaksanaan UCO UN berjalan lancar, partisipasi siswa cukup antusias dalam mengikuti UCO ini. Soal UCO UN dibuat oleh guru mata pelajaran pengampu yang disesuaikan dengan SKL ujian Nasional. Disamping itu pembuatan soal mengacu dari hasil bedah SKL yang dilaksanakan di tingkat kabupaten.
Hasil UCO UN ke 2 ini adalah 79 siswa dinyatakan lulus (49 %) sedangkan 92 siswa dinyatakan tidak lulus (51 %). Hasil ini lebih baik dibanding dengan UCO UN ke 1 yang hanya meluluskan 25 % siswa.
Bapak H. Asroji, S.Pd. selaku kepala sekolah berharap agar dalam kesempatan selanjutnya yaitu UCO UN tingkat sub rayon dan Rayon persentase kelulusan lebih besar lagi sehingga sampai pada hari H yaitu saat UN utama tingkat kelulusan mencapai 100 %. Untuk mencapai hal tersebut banyak usaha yang telah dilakukan yaitu pelajaran tambahan, kelompok belajar dan tutor sebaya.
Selasa, 02 Februari 2010
DOA BERSAMA MENJELANG UJIAN NASIONAL
Kegiatan dimulai jam 08.00 diawali dengan Shalat Hajat berjamaah. Bertindak sebagai Imam adalah KH Ahmad Said Asrori (pengurus wilayah NU Jawa Tengah) pengasuh PP Roudlatut Thulab Wonosari Prajeksari Tempuran. Shalat Hajat yang dilaksanakan dengan khusuk dilanjutkan dengan Istighotsah dengan rois KH Ahmad Said Asrori. Sekitar pukul 08.45 istighotsah berakhir kemudian lanjutkan dengan sambutan kepala sekolah. Dalam kesempatan ini, Bapak H. Asroji, S.Pd, menyampaikan kepada orangtua walisiswa tentang keadaan siswa yang belum sadar untuk menghadapi ujian nasional. Persiapan untuk Ujian Nasional belum dilakukan secara sungguh sungguh. Bapak H. Asroji, S.Pd. meminta kepada orangtua untuk ikut memantau dan menyadarkan putra putrinya untuk giat belajar menghadapi ujian nasional. Sambutan selanjutnya oleh Ketua Komite Sekolah Bapak Muhkidin yang menyampaikan apresiasi yang tinggi dari komite sekolah tentang kegiatan ini.
Acara inti yaitu pencerahan yang disampaikan KH Ahmad Said Asrori yang menekankan 3 elemen penting dalam keberhasilan pendidikan yaitu Orangtua, siswa dan Guru. Ketiga elemen ini harus bekerja dengan sungguh sunguh agar penidikan dapat berhasil. Secara khusus Kyai Said mengingatkan kepada orangtua untuk mendoakan secara personal kepada masing masing anak pada saat shalat tahajud ataupun dengan memberikan doa khusus setelah shalat wajib.
Kegiatan yang dipandu oleh Ibu Nila Irmila, S.Pd. dan Ibu Puji Lestari, S.Pd. berakhir pukul 10.00 dengan doa penutup oleh KH Ahmad Said Asrori. Semoga kegiatan ini memiliki manfaat bagi kita semuanya. Amin.
Rapat Anggota Tahunan (RAT) Koperasi Sejahtera SMPN 2 Tempuran
Menurut Ketua Koperasi Bapak Miftah Habi Yuniarto kegiatan RAT ini dilaksanakan pada kepengurusan koperasi tahun pertama untuk Periode 2009 - 2011. Adapun agenda kegiatan adalah laporan kesekretariatan, laporan keuangan, pembahasan anggaran dasar dan anggaran rumah tangga dan pembagian SHU.
Laporan kesekretariatan dan laporan keuangan dapat di terima oleh anggota. Adapun dalam pembahasan Anggaran Rumah Tangga di setujui perubahan jumlah simpanan pokok menjadi Rp 150.000 dan simpanan wajib dari Rp. 10.000 menjadi Rp. 15.000. Perubahan simpanan pokok dan simpanan wajib ini diharapkan mampu menambah modal koperasi sehingga pada satu tahun kedepan dapat mengembangkan usaha secara lebih luas.
RAT diakhiri dengan pembagian SHU dan makan siang bersama.
Rabu, 20 Januari 2010
Uji Coba Ujian Nasional I
Soal tes disusun oleh guru mata pelajaran dengan kisi-kisi mengacu pada SKL dan penulisan soal sesuai dengan kaidah penulisan soal. Jumlah soal dan bentuk soal menyesuaikan dengan soal Ujian Nasional yang sebenarnya.
Setelah dianalisis, hasil ujian belum menunjukkan hasil yang menggembirakan dengan ditandai tingkat kelulusan baru mencapai 25 %. Hasil analisis ini digunakan untuk penempatan anak dalam kegiatan les setelah pelajaran sekolah. Hal ini dilakukan untuk memberikan kesempatan kepada guru menyesuaikan penyajian les sesuai dengan tingkat pemahaman anak dan memberikan tantangan kepada siswa untuk dapat mencapai prestasi maksimal.
Minggu, 17 Januari 2010
Mayoritas Guru Belum Terapkan Pendidikan Karakter
"Mayoritas guru belum punya kemauan untuk melakukan itu. Kesadaran sudah ada, hanya saja belum menjadi sebuah aksi nyata"
-- Anita Lie/Praktisi Pendidikan
Hal tersebut sulit dimungkiri, karena guru BP memang tidak bisa meraih semuanya sehari-hari di sekolah. Istilahnya, kalau ada masalah datang, kalau tidak, ya, tidak.
Selain itu, tidak jarang keberadaan guru BP dirangkap oleh guru mata pelajaran. Akhirnya, konsep pendidikan karakter sampai sejauh ini tidak pernah optimal.
"Padahal seharusnya semua guru bisa menerapkan pendidikan karakter itu, tetapi mereka harus bisa meneguhkan dulu, bahwa di kelas itu mereka juga mendidik, bukan cuma mengajar," ujar praktisi pendidikan, Dr Anita Lie, di Jakarta, Jumat (15/1/12010).
Anita mengatakan, untuk menerapkan pendidikan karakter seluruh sekolah harus memiliki kesepakatan tentang nilai-nilai karakter yang akan dikembangkan di sekolahnya. Unsur-unsur pengembangan karakter itu pun harus diintegrasikan di semua mata pelajaran.
"Masalahnya, mayoritas guru belum punya kemauan untuk melakukan itu. Kesadaran sudah ada, hanya saja belum menjadi sebuah aksi nyata," ujarnya.(Kompas Online: Jumat, 15 Januari 2010)
Senin, 11 Januari 2010
Guru sebagai Sumber Keteladanan
Jakarta, Rabu (25 November 2009) -- Guru mempunyai peran vital dalam pendidikan. Sikap dan perilaku guru mempunyai implikasi yang luar biasa terhadap murid - muridnya.
"Tidak ada ceritanya sekolah tanpa guru. Guru ini sebagai profesi, sebagai sumber keteladanan," kata Menteri Pendidikan Nasional (Mendiknas) Mohammad Nuh usai menjadi pembina upacara pada Peringatan Hari Guru Nasional (HGN) 2009 dan Hari Ulang Tahun PGRI Ke-64 di Depdiknas, Jakarta, Rabu (25/11/2009).
Tema Peringatan HGN 2009 dan HUT PGRI Ke-64 adalah Memacu Peran Strategis Pemerintah, Pemerintah Daerah, Masyarakat, dan Guru dalam Mewujudkan Guru Profesional, Sejahtera, Bermartabat, dan Terlindungi.
Mendiknas menyampaikan, agar guru dapat berprestasi dan pendidikan tumbuh dengan baik maka harus melengkapi semua komponen pendukungnya. Mendiknas mengatakan, kesejahteraan guru merupakan salah satu isu penting dalam pendidikan. "Tetapi isu sentralnya adalah bagaimana meningkatkan kualitas, dedikasi, dan komitmen para guru sehingga bermuara pada kualitas pendidikan," katanya.
Menurut Mendiknas, jika dibandingkan dengan PNS (pegawai negeri sipil) yang lain sebenarnya kesejahteran guru relatif sudah bagus. "Kita enggak ingin urusan guru ini terjebak hanya pada urusan kesejahteraan karena kalau kita terjebak pada urusan kesejahteraan maka lebih dekat guru itu sebagai pekerja bukan sebagai profesi," katanya.
Sementara, kata Mendiknas, kualitas pendidikan dicapai dengan secara terus menerus mengikuti perkembangan zaman. "Yang namanya kualitas itu selalu bergerak, yang bisa kita ukur adalah yang sifatnya kuantitatif, misalnya APK (angkat partisipasi kasar), jumlah perbandingan guru dan murid, jumlah perbandingan SMK:SMA," katanya.
Dalam sambutannya, Mendiknas mengatakan, terdapat tiga makna penting Peringatan HGN 2009 dan HUT PGRI Ke-64 yakni, reflektif kesejarahan, introspeksi kekinian, dan antisipatif futuris. "Dengan memahami makna substansi yang terkandung pada hari guru, kita hantarkan anak - anak kita sebagai penerus bangsa," ujarnya.
Mendiknas menyampaikan, prestasi keteladanan dan kepeloporan para guru yang telah ditunjukkan semasa revolusi hingga sekarang adalah semangat dan tradisi perjuangan yang perlu terus menerus diselaraskan seiring dengan cepatnya perkembangan ilmu pengetahuan, seni, dan budaya. "Untuk mengantisipasi hal itu, tidaklah berlebihan kiranya harapan masa depan bangsa dan harapan kita semua dipertaruhkan kepada mereka yang berprofesi sebagai guru dan pecinta dunia pendidikan," katanya.***
Sumber: Pers Depdiknas